Prediksi HK — Indonesia semakin serius menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan ketahanan energi nasional. Yang menarik, minat investasi untuk proyek besar ini datang dari beberapa negara dengan teknologi nuklir mumpuni.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga negara yang telah menyampaikan minatnya menjadi mitra pengembangan: Rusia, Korea Selatan, dan Kanada. Minat Rusia bahkan mengemuka dalam kunjungan resmi Presiden Prabowo Subianto ke negara tersebut belum lama ini.

“Setelah kunjungan Presiden, Rusia secara resmi menawarkan kerja sama. Selain itu, vendor teknologi dari Korea dan Kanada juga telah melakukan pendekatan,” jelas Yuliot di kantornya, Jakarta.

Namun, pemerintah menegaskan tidak akan terburu-buru memutuskan. Saat ini, fokus utama adalah menyelesaikan landasan regulasi yang kuat, sebuah syarat mutlak dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Regulasi dan Tahapan Menuju PLTN

Menurut Yuliot, rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang PLTN telah melalui tahap harmonisasi dan sedang menunggu proses pengundangan. Setelah peraturan resmi terbit, langkah berikutnya adalah mengajukan persetujuan pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) kepada IAEA.

“Setelah semua prasyarat regulasi dan persetujuan IAEA terpenuhi, barulah kita akan membuka proses pemilihan mitra yang paling kompetitif,” ujarnya.

Kriteria Ketat dalam Pemilihan Mitra

Pemerintah telah menyiapkan sejumlah faktor kunci sebagai bahan pertimbangan. Pemilihan tidak hanya melihat dari besaran investasi, tetapi juga mencakup aspek transfer of technology, efisiensi proyek, dan output listrik yang dihasilkan.

“Kami akan memilih berdasarkan analisis komprehensif: besaran investasi, tingkat kompetitif, keluaran energi, dan tentu saja efisiensi keseluruhan proyek. Tujuannya untuk memastikan keuntungan optimal bagi Indonesia,” papar Yuliot.

Pilihan Teknologi: Dari SMR hingga Reaktor Besar

Dari sisi teknologi, pemerintah memiliki beberapa opsi. Salah satu yang sedang banyak dibahas adalah teknologi Small Modular Reactor (SMR) dengan kapasitas lebih kecil, sekitar 250 Megawatt, yang dinilai lebih fleksibel. Di sisi lain, tersedia juga opsi reaktor konvensional berkapasitas besar yang bisa mencapai 1,4 Gigawatt.

Tujuan Akhir: Energi Bersih dan Harga Terjangkau

Dorongan utama pengembangan PLTN adalah menciptakan ketahanan energi jangka panjang dengan harga yang stabil dan terjangkau. Kehadiran PLTN diharapkan dapat menekan harga pokok penjualan (HPP) listrik, sehingga tarif untuk konsumen akhir pun bisa lebih kompetitif.

“Harapan kami, dengan PLTN, harga listrik yang dibeli PLN bisa lebih bersaing, yang pada akhirnya menguntungkan masyarakat dan industri,” tutup Yuliot.

Dengan persiapan regulasi yang matang dan minat investasi dari negara-negara berpengalaman, proyek PLTN Indonesia mulai menunjukkan bentuk yang lebih nyata. Keputusan akhir nantinya akan menjadi tonggak penting dalam peta energi nasional.

By admin