EPICTOTO — Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, secara resmi membuka peluang bagi dunia usaha, khususnya pelaku di sektor pertambangan, untuk aktif dalam eksplorasi dan penambangan uranium. Ajakan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah menjadikan energi nuklir sebagai komponen penting dalam bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional.
Dalam paparannya di sebuah forum Kadin di Jakarta, Selasa (2/12/2025), Hashim menjelaskan bahwa energi nuklir menjadi ciri khas baru dalam strategi ketenagalistrikan Indonesia ke depan. “Salah satu ciri khas yang baru adalah nanti penggunaan tenaga nuklir. Indonesia sudah berkomitmen 500 Megawatt, dan akan ditambah lagi menjadi 6,5 Gigawatt,” jelasnya.
Ajakan Terbuka ke Anggota Kadin
Hashim secara terbuka mengundang para pengusaha yang tergabung dalam Kadin untuk mulai mempertimbangkan pencarian sumber daya uranium di dalam negeri. “Bagi yang bergerak di bidang pertambangan, jika ada kesempatan untuk menemukan tambang-tambang uranium, silakan. Ini adalah kesempatan,” ujarnya.
Ajakan ini tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga melihat potensi ekspor. Hashim menekankan pentingnya peran energi nuklir dalam transformasi energi global, sekaligus melihat peluang ekonomi dari komoditas strategis ini. “Indonesia perlu uranium, dan mungkin kita juga bisa ekspor ke negara lain. Di masa depan, mustahil membayangkan pasokan listrik tanpa tenaga nuklir,” tambahnya.
Peluang bagi Pengusaha Daerah
Pernyataan ini juga menjadi sinyal bagi pengusaha, terutama di daerah, untuk membuka kesempatan baru dalam eksplorasi bahan tambang strategis. “Ini salah satu kesempatan, khususnya untuk kawan-kawan di daerah. Cari tambang uranium, silakan, karena kita membutuhkannya di masa depan,” tutup Hashim.
Langkah ini menunjukkan arah kebijakan energi pemerintah yang semakin serius mengintegrasikan energi nuklir dalam peta ketenagalistrikan jangka panjang, sekaligus mendorong partisipasi swasta dalam pengembangan sumber daya pendukungnya.
